NEWS UPDATE :  

Berita

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Statistika Sub Bab Diagram Pencar Atau Scatter Melalui Model PBL Berbantuan Pemanfaatan Media Powerpoint Interaktif di Kelas XI Teknik Kelistrikan S

I.          Pendahuluan

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh  suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik (A. Parnawi:2019). Dari kegiatan belajar tersebut, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan belajar secara umum menurut Sardiman (1992) adalah untuk mendapatkan pengetahuan, upaya untuk menanamkan konsep dan keterampilan serta upaya untuk membentuk sikap dan perilaku.

Kemudian menurut Wulandari (2021), hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar dan meliputi keterampilan kognitif, afektif, maupun psikomotor. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika adalah dengan pengggunaan media pembelajaran yang sesuai, salah satunya media powerpoint interaktif.

Powerpoint interaktif adalah slide interaktif yang berisi materi pembelajaran sehingga dapat dimanfaatakan penggunanya untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dari media tersebut. Pemanfaatan powerpoint interaktif sebagai media pembelajaran memudahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran, penggunaannya praktis, menyampaikan informasi dengan jelas karena penyajian yang lebih menarik sehingga menumbuhkan motivasi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Penulis memilih Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) karena merupakan metode yang mengembangkan pengetahuan metakognitif dan keterampilan metakognitif. Pengetahuan metakognitif dan ketampilan metakognitif merupakan cara dan perilaku berpikir yang merupakan dasar dari pencapaian kompetensi mawas diri dan pengembangan diri.

Model pembelajaran Problem Based Learning dikatakan model pembelajaran yang berperan aktif dalam proses pembelajaran terutama dalam kurikulum merdeka ini. Model pembelajaran ini tidak hanya fokus pada hasil akhirnya namun lebih menekankan proses bagaimana cara menyelesaikan masalah

II.          Pembahasan

Dalam Menyusun cerita praktik baik (Best Prectice) menggunakan metode STAR (Situasi Tantangan Aksi Refleksi hasil dan dampak) terkait pengalaman mengatasi permasalahan peserta didik dalam pembelajaran :

A.    Situasi

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah.

                        Di dalam lingkungan pendidikan, pembelajaran di kelas merupakan salah satu aspek utama yang harus diperhatikan. Namun, dalam pelaksanaannya, tidak jarang muncul berbagai problematika yang dapat menghambat proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang menghambat meningkatnya hasil belajar peserta didik diantaranya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran masih rendah, peserta didik beranggapan matematika mata pelajaran sulit, pengetahuan awal peserta didik masih rendah, peserta didik memiliki pemahaman konsep yang  rendah. Dari faktor pendidik, pendidik belum maksimal penerapkan model pembelajaran inovatif dan pendidik juga belum memanfaatkan media interaktif yang tepat .

Praktik baik ini penting untuk dibagikan.

Praktik baik pembelajaran inovatif ini merupakan karya baik untuk dunia pendidikan, terasa penulisng bila tidak bagikan. Dan apabila ini tidak dibagikan, hasilnya tidak akan diketahui orang lain. Ide atau pemikiran selamanya hanya akan berdiam disudut otak kita jika tidak kita utarakan. Pastinya praktik baik  akan menjadi sia-sia karena khalayak tidak akan dapat mengambil manfaat dari penelitian tersebut. Dengan membagikan, harapannya praktik baik ini dapat menginspirasi bagi pendidik yang lain untuk melakukan model PBL berbantuan media interaktif powerpoint atau mengembangkannya lebih baik lagi.

Selain itu, penting membagikan praktik baik ini agar pendidik lain bisa termotivasi untuk mendesain dan melaksanakan pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik.

Peran dan tanggungjawab pendidik dalam praktik ini

Perkembangan terbaru terhadap pandangan mengenai pendidikan menuntut pendidik untuk meningkatkan kompetensi dan perannya. Walaupun dunia terus mengalami perkembangan sehingga banyak hal yang bisa digantikan oleh mesin ataupun robot, namun beberapa peran pendidik di berikut ini tidak bisa digantikan oleh apapun. Berikut peran dan tanggungjawab pendidik dalam praktik baik ini :

1.    Motivator

Pendidik berperan menjadi motivator bagi para peserta didiknya. Pendidik mendorong mereka untuk lebih semangat dan lebih aktif belajar selama pembelajaran berlangsung

2.    Fasilitator

Pendidik berperan menjadi sebagai fasilitator. Fasilitator yang dimaksud yaitu pendidik harus bisa memberikan fasilitas-fasilitas ataupun kemudahan untuk proses belajar mengajar. 

3.    Mediator

Peran pendidik sebagai mediator membuat pendidik harus memiliki pemahaman dan pengetahuan yang cukup luas seputar media pendidikan karena saat ini media merupakan alat untuk menunjang proses belajar mengajar agar lebih efektif. 

4.    Pengelola Kelas

Peran pendidik sebagai pengelola kelas menuntut para pendidik untuk bisa mengelola kelas dan lingkungan sekolah agar kegiatan belajar mengajar bisa lebih terfokus ke tujuan-tujuan pendidikan. 

5.    Inspirator

Peran pendidik sebagai inspirator adalah memberi inspirasi untuk kemajuan belajar para peserta didik. Karena persoalan seputar belajar adalah masalah pokok peserta didik, maka pendidik harus bisa memberi petunjuk pada peserta didik bagaimana cara belajar yang lebih baik.

B.     Tantangan dan Siapa Saja yang Terlibat

Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, hasil kajian, wawancara  terdapat beberapa tantangan untuk mencapai tujuan yang penulis hadapi antara lain :

1.      Memahami Kebutuhan Peserta didik

Pendidik harus memahami kebutuhan peserta didik. Setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan belajar dengan cara yang berbeda-beda pula. Pendidik harus mampu mengidentifikasi kebutuhan setiap peserta didik dan menyesuaikan metode pengajaran mereka dengan cara yang tepat.

2.      Menyiapkan Materi Pengajaran

Pendidik harus menyiapkan materi pengajaran yang tepat dan bervariasi. Hal ini memerlukan banyak persiapan dan waktu, terutama jika pendidik baru mengajar beberapa mata pelajaran sekaligus. Menyiapkan materi pengajaran yang efektif dan menarik dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.

3.      Menerapkan Disiplin Kelas

Menerapkan disiplin di kelas dapat menjadi tantangan bagi pendidik. Mereka harus mampu mengendalikan situasi di kelas dan memastikan bahwa peserta didik tetap fokus pada pembelajaran. Ini memerlukan keterampilan komunikasi dan manajemen waktu yang baik.

4.      Menjaga Motivasi

Pendidik harus mampu menjaga motivasi peserta didik mereka. Peserta didik sering kali kehilangan minat dalam belajar jika tidak merasa tertarik atau tidak melihat kaitannya dengan kehidupan mereka. Pendidik baru harus berusaha untuk membuat pembelajaran menyenangkan dan menarik, sehingga peserta didik tetap termotivasi untuk belajar.

Tantangan-tantangan tersebut menjadi motivasi penulis sebagai seorang pendidik untuk merancang pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kemajuan zaman. Kedepannya penulis dapat menerapkan media pembelajaran yang inovatif sehingga kemampuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman materi dalam belajar dapat tercapai.


 

Pada pelaksanaan praktik baik ini penulis melibatkan banyak pihak, antara lain:

1.    Peserta didik

objek pertama dalam menentukan masalah hingga sampai dilakukan rencana aksi, yaitu siswa kelas XI Teknik Kleistrikan SMK Muhammadiyah 1 Tegal.

2.    Teman sejawat,

berperan dalam membantu praktikan seperti memberikan solusi, membantu dalam mendukung kegiatan rencana aksi, Ibu Fatchurosiah, S.Pd, Ibu Neneng Fitria Sari, Ibu Madrikhatun Khasanah, S.Pd dan lainnya

3.    Kepala sekolah

Bapak Ali Makmuri, SE, MM yang selalu memberikan dukungan moral dan bimbingan, sehingga semua kegiatan bisa terlaksana dengan lancar.

4.    Dosen Pembimbing, Ibu Isnani, M.Pd., M.Si. dan guru pamong, Ibu Arie Setyani, S.Pd. yang selalu memberikan motivasi, dan bimbingan

 

 

C.    Aksi 

Langkah-langkah yang penulis lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut :

1.      Tahap Perencanaan

Penulis menyusun dan menyiapkan perangkat pembelajaran untuk mempermudah pelaksanaan praktik, seperti modul, alat ajar, media belajar dan instrumen pembelajaran

2.      Tahap Pelaksanaan

Penulis dalam pelaksanaan praktik menggunakan model Problem Based Learning berbantuan media interaktif Powerpoint.

Berikut langkah-langkahnya :

A.      Pendahuluan

Pendidik mengucapkan salam, berdoa, menanyakan kehadiran dan kabar peserta didik. Pendidik mengkondisikan kelas dan memutarkan vidio motivasi.

https://www.instagram.com/reel/C16-sCkJlZl/?igsh=MWw1Y3MyeWFreW8wNw==

Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, mengecek kemampuan awal siswa

 

B.       Kegiatan Inti

Fase 1 : Orientasi Peserta didik Terhadap Masalah

Pendidik melakukan apersepsi dengan menayangkan video pembelajaran berkaitan dengan diagram pencar

https://www.youtube.com/watch?v=oJo5mWXG-j0

Peserta didik mengamati dan pendidik memberikan pertanyaan- pemantik. Pendidik menyampaikan garis besar cakupan materi melalui media interaktif  Power Point

Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

Pendidik membagi kelompok dan membagikan LKPD Kelompok serta menjelaskan langkah-langkah pengerjaanya

Fase 3. Membimbing Penyelidikan Individu Maupun Kelompok

Pendidik memotivasi peserta didik untuk mempelajari dan menyelesaikan LKPD Kelompok, berkeliling, memberi arahan, membantu dan membimbing

Fase 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

Masing-masing kelompok mempresentasikan dan mengumpulkan hasil diskusi. Pendidik mengarahkan peserta didik kelompok lain untuk  memberikan tanggapan pada kelompok yang presentasi. 

 Fase 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Pendidik memberikan tanggapan dan menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya. Pendidik melakukan icebreaking tebak gambar dengan power point.

Kemudian pendidik melakukan evaluasi hasil belajar  dengan memberikan link google form LKPD Individu untuk dikerjakan setiap peserta didik melalui HP masing-masing.

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSdR46kqmfmqb7akECAhVOlQlSEjvDQKHtSBDaA5puWOVTaXjg/viewform?usp=sharing.

C.       Penutup

Pendidik membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan. Pendidik memberikan umpan balik dan memberitahukan materi yang akan disampaikan pada pertemuan selanjutnya. Kemudian pendidik menutup pembelajaran dengan salam

Kemudian, penulis bersama teman sejawat, dibantu oleh kepala sekolah, dibimbingan oleh  dosen  dan guru pamong, mengambil langkah-langkah strategi untuk mengatasi masalah seperti :

1.    Menentukan dan menggunakan model serta media yang inovatif

2.    Menciptakan proses belajar yang menyenangkan dengan media interaktif

3.    Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran

4.    Memaksimalkan pengelolaan kelas.

 

D.    Refleksi

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah dilakukan, hasilnya dirasa  sangatlah efektif. Hal ini dapat dilihat dari :

1.    Pemilihan model pernbelajaran inovatif yaitu problem based learning berbantuan media interaktif powerpoint membuat pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan, sehingga meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Meningkatnya motivasi belajar tersebut sebanding dengan hasil belajar matematika. Dari 25, terdapat 23 peserta didik memperoleh nilai diatas KKTP, dan hanya 2 peserta didik yang masih belum tuntas.

2.    Aktivitas berpusat pada peserta didik, menjadikan mereka berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan masalahnya sendiri.

3.    Dengan demikian, łangkah-łangkah yang dilakukan pada praktik pembelajaran menunjukkan hasil yang efektif untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Statistika Sub Bab Diagram pencar/scatter. Hal ini terlihat dari hasil asesmen yang dilakukan selama pembelajaran, bahwa terjadi perbaikan yang signifikan dalam hasil beląjar matematika kelas XI Teknik Kelistrikan SMK Muhammadiyah 1 Tegal.

 

 

 

III.          Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model PBL berbantuan pemanfaatan media powerpoint interaktif hasil belajar peserta didik pada materi Statistika Sub Bab Diagram Pencar Atau Scatter dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Media powerpoint interaktif bisa menjadi alat yang efektif dalam pembelajaran matematika, terutama dalam memahami materi Statistika Sub Bab Diagram Pencar Atau Scatter. Penggunaannya mendorong antusiasme dan interaksi aktif peserta didik terhadap materi pembelajaran, sehingga berdampak positif pada hasil belajar peserta didik. Observasi aktivitas pendidik dan peserta didik juga menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran ini memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran_

Secara keseluruhan, implementasi media pembelajaran yang efektif seperti powerpoint interaktif telah terbukti sebagai salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika materi Statistika Sub Bab Diagram Pencar Atau Scatter di  kelas XI Teknik Kelistrikan SMK Muhammadiyah 1 Tegal.

 

REKOMENDASI

Rekomendasi yang penulis sampaikan bahwa model PBL berbantuan media powerpoint interaktif sangat baik untuk meningkatkan hasil belajar. Berikut ini beberapa langkah yang bisa diambil untuk menerapkan rekomendasi tersebut:

1.       Pelatihan dan Pengembangan

Meningkatkan partisipasi pendidik dalam pelatihan dan workshop yang fokus pada inovasi pembelajaran matematika.

2.       Kolaborasi dan Sharing

Mendorong kolaborasi dan sharing antar pendidik tentang praktik terbaik dan pengalaman pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi peserta didik.

3.       Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis

Menciptakan lingkungan dimana peserta didik didorong untuk bertanya, menganalisis, dan memecahkan masalah.

 

 

4.       Dukungan Sekolah

Mengidentifikasi dan mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk mendukung pembelajaran seperti laboratorium matematika, perangkat lunak interaktif, dan lainnya yang dapat membantu terciptanya pembelajaran yang lebih inovatif.

5.       Evaluasi dan Penyesuaian

Melakukan evaluasi keberlanjutan terhadap efektivitas model dan metode pembelajaran yang diterapkan. Kegiatan tersebut dilakukan agar terjadi penyesuaian dan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

 

Diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak baik pendidik, peserta didik, dan manajemen sekolah untuk dapat menerapkan rekomendasi tersebut. Dengan terus mendorong inovasi pembelajaran matematika, lingkungan pembelajaran akan menjadi lebih dinamis dan mendukung perkembangan peserta didik dalam memahami konsep matematika secara lebih dalam.


 

STATISTIK PENGUNJUNG