NEWS UPDATE :  

Berita

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ZAT DAN PERUBAHANNYA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 TEGAL

PENDAHULUAN 

Kondisi yang Menjadi Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan suatu kemauan yang berada dalam diri pribadi yang mana dapat mengalami perubahan berkat pengalaman hidupnya baik pengalaman dengan teman sebaya ataupun lingkungannya (Uyun&Warsah, 2021). Menurut Bruner (dalam Memes, 2000) belajar dengan menemukan dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara kreatif. Sejalan dengan pendapat tersebut, model pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan kreativitas dan kompetensi dasar siswa haruslah model yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk merancang dan menemukan sendiri konsep-konsep Motivasi belajar peserta didik di kelas X SMK Muhammadiyah 1 Tegal Jurusan Otomotif pada materi zat dan perubahannya masih tergolong rendah. 
Hal ini terlihat dari beberapa indikator, seperti: 1. Rendahnya tingkat keaktifan belajar: Peserta didik lebih banyak pasif dan hanya menerima informasi dari guru. 2. Kurangnya rasa ingin tahu: Peserta didik kurang menunjukkan rasa ingin tahu dan antusiasme terhadap materi pembelajaran. 3. Nilai hasil belajar yang rendah: Hasil belajar peserta didik pada materi zat dan perubahannya masih belum mencapai target yang diharapkan. 
Rendahnya motivasi belajar ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Materi pembelajaran yang abstrak: Materi zat dan perubahannya tergolong abstrak dan sulit dipahami oleh peserta didik. 2. Metode pembelajaran yang kurang menarik: Guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional yang berpusat pada guru. 3. Kurangnya keterkaitan materi dengan kehidupan nyata: Peserta didik tidak melihat keterkaitan materi zat dan perubahannya dengan kehidupan mereka sehari-hari. Peran dan Tanggung Jawab Berdasarkan uraian di atas maka guru perlu mencari solusi alternatif dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa berkomunikasi, mencerna, memecahkan masalah untuk membentuk pengetahuannya sendiri, dan mengembangkan kegiatan siswa untuk mengkomunikasikan gagasan dalam menyelesaikan masalah. Jika sudah terjadi hal yang demikian maka akan tercipta proses pembelajaran kondusif yang dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 
Hal ini sejalan dengan Sudjana (2010) yang mengatakan bahwa pemilihan model pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan di atas yang sekaligus dapat menghadirkan suasana pembelajaran yang menyenangkan adalah model Problem Based Learning (PBL). 
Prinsip pokok yang mendukung prinsip Problem Based Learning (PBL) adalah pendidikan formal pada diri sendiri, bahwa pembelajaran adalah awal dari penempatan masalah, pertanyaan atau keinginan untuk memecahkan kebingungan yang dialami oleh pebelajar (Yasa, 2002). Dalam Problem Based Learning (PBL), masalah nyata yang komplek akan memotivasi siswa mengidentifikasi, menyelidiki konsep dan mereka akan menggunakan prinsip pengetahuannya untuk mengatur kemajuan penyelesaian masalah yang dihadapi. Dalam memecahkan masalah yang ada siswa akan bekerja dalam tim kecil pembelajaran untuk mendapatkan informasi, berkomunikasi dan menggabungkan informasi dalam proses pembelajaran yang mirip inquiri. Problem Based Learning (PBL) akan membimbing siswa untuk belajar mandiri. Sebab pengetahuan tidak secara langsung diberikan oleh guru melalui ceramah kepada siswa tetapi siswa dibimbing melakukan penyelidikan supaya mereka mengerti secara mendalam dan mendukung setiap inisiatif siswa. Guru memiliki peran dan tanggung jawab untuk membantu meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan menarik, seperti model Problem Based Learning (PBL) dengan metode diskusi. Model PBL dengan metode diskusi dapat membantu peserta didik untuk: 1. Membangun pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri: Peserta didik didorong untuk mencari informasi, menganalisis masalah, dan menemukan solusi secara mandiri. 2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif: Peserta didik didorong untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. 3. Meningkatkan rasa ingin tahu dan antusiasme terhadap materi pembelajaran: Peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. 
Tantangan Beberapa tantangan yang dihadapi dalam menerapkan model PBL dengan metode diskusi antara lain: 1. Ketersediaan waktu: Model PBL membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. 2. Keterampilan guru: Guru perlu memiliki keterampilan yang memadai dalam memfasilitasi diskusi dan membimbing peserta didik. 3. Kesiapan peserta didik: Peserta didik perlu dibiasakan dengan model pembelajaran yang aktif dan partisipatif. Pihak yang Terlibat Pihak-pihak yang terlibat dalam penerapan model PBL dengan metode diskusi antara lain: 1. Guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. 2. Peserta didik sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran. 
Tujuan Best Practice Model PBL dengan metode diskusi merupakan model pembelajaran yang inovatif dan menarik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Model ini dapat membantu peserta didik untuk membangun pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta meningkatkan rasa ingin tahu dan antusiasme terhadap materi pembelajaran. Best practice ini dapat menjadi inspirasi bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan menarik di kelas. Best practice ini bertujuan untuk: 1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi zat dan perubahannya. 2. Membantu peserta didik untuk membangun pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri. 3. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik. 4. Meningkatkan rasa ingin tahu dan antusiasme peserta didik terhadap materi pembelajaran. Manfaat Best Practice Manfaat best practice ini antara lain: 1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Mengembangkan keterampilan abad ke-21 peserta didik. 3. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 4. Membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan. 

PEMBAHASAN 
Langkah-langkah Menghadapi Tantangan Sintaks Model Problem Based Learning (PBL) terdiri dari lima fase utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah riil dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima fase tersebut seperti berikut (Richard J. Arend dalam Santyasa 2007): Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan dalam menerapkan model PBL dengan metode diskusi 
1. Orientasi siswa kepada masalah Pada saat Problem Based Learning (PBL) dimulai, guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran secara jelas, menumbuhkan sikap-sikap positif terhadap pembelajaran dan memberikan apa yang diharapkan dilakukan oleh siswa. Dalam penelitian ini gurulah yang mengajukan masalah atau pertanyaan kepada siswa untuk dipikirkan solusinya. Masalah yang diajukan adalah masalah yang berkaitan dengan dunia siswa supaya siswa termotivasi dan tertarik untuk memecahkan masalah yang diajukan. 
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar kooperatif juga berlaku untuk mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok PBL. Peran guru adalah membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan. 
Pada fase ini guru membagi siswa dalam kelompok- kelompok, dimana kelompok yang dipakai adalah kelompok kooperatif. Setelah itu guru menyuruh siswa berada pada kelompoknya masing-masing dan menjelaskan tugas-tugas yang akan dikerjakan pada pertemuan itu. 
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Pada tahap ini guru mendorong siswa untuk mengumpulkan data atau melaksanakan eksperimen sampai mereka betul-betul memahami dimensi-dimensi dari masalah tersebut. Hal ini bertujuan agar siswa cukup mengumpulkan imformasi untuk membangun ide mereka sendiri. Siswa perlu diajar bagaimana menjadi penyelidik yang aktif dan bagaimana menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang sedang mereka pelajari. Setelah siswa mengumpulkan cukup data, dilanjutkan dengan penjelasan dalam bentuk hipotesis dan pemecahan masalah. Selama tahap ini guru mendorong semua ide dan menerima sepenuhnya ide itu. Pada fase ini guru membantu siswa untuk melaksanakan eksperimen setelah dibagikan LKPD. Guru membimbing siswa bagaimana menggunakan alat, bagaimana cara mencari data dan bagaimana hubungan data tersebut dengan masalah yang diajukan. 
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Pada tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang akan disajikan. Masing-masing kelompok menyajikan hasil pemecahan masalah yang diperoleh dalam suatu diskusi. Penyajian hasil karya berupa suatu laporan, poster maupun media-media yang lain. Setelah data didapatkan, guru membantu siswa membuat hasil karya sesuai dengan ide siswa. Siswa diajak berdiskusi mengenai hasil karya siswa. 
5. Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk menganalisis, mengevaluasi proses berpikir, mengevaluasi psikomotor penyelidikan serta psikomotor intelektual yang siswa gunakan. Guru mengevaluasi hasil karya siswa dan menjelaskan kekurangan hasil karya siswa tersebut termasuk proses pengambilan data. 
Sumber Daya/Materi Berikut adalah beberapa sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut: 1. Rencana pembelajaran 2. Materi pembelajaran: teks, gambar, video, atau sumber belajar lainnya yang relevan dengan materi zat dan perubahannya. 3. Lembar kerja: untuk membantu peserta didik dalam menganalisis masalah dan mencari informasi. Inovasi/Pemilihan Strategi/Model Pembelajaran Inovasi yang dilakukan dalam best practice ini adalah pemilihan model PBL dengan metode diskusi. Model PBL dengan metode diskusi dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan model pembelajaran tradisional, antara lain: 1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik: Peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. 2. Membantu peserta didik untuk membangun pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri: Peserta didik didorong untuk mencari informasi, menganalisis masalah, dan menemukan solusi secara mandiri. 3. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif: Peserta didik didorong untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Hasil Penilaian/Data Terkait Berikut adalah hasil penilaian/data terkait yang menunjukkan bahwa model PBL dengan metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik:  Nilai hasil belajar: Nilai hasil belajar peserta didik pada materi zat dan perubahannya meningkat setelah diterapkan model PBL dengan metode diskusi.  Tingkat keaktifan belajar: Tingkat keaktifan belajar peserta didik meningkat. Peserta didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan lebih banyak bertanya.  Umpan balik dari peserta didik: Peserta didik memberikan umpan balik yang positif terhadap model PBL dengan metode diskusi. Mereka merasa bahwa model ini lebih menarik dan menyenangkan dibandingkan dengan model pembelajaran tradisional. Model PBL dengan metode diskusi merupakan model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada materi zat dan perubahannya. Model ini membantu peserta didik untuk membangun pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri, mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta meningkatkan rasa ingin tahu dan antusiasme terhadap materi pembelajaran. 

SIMPULAN 

Refleksi Hasil Penerapan model PBL dengan metode diskusi menunjukkan hasil yang positif terhadap motivasi belajar peserta didik pada materi zat dan perubahannya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain: 1. Nilai hasil belajar: Nilai hasil belajar peserta didik pada materi zat dan perubahannya mengalami peningkatan setelah diterapkan model PBL dengan metode diskusi. 2. Tingkat keaktifan belajar: Peserta didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan lebih banyak bertanya. 3. Umpan balik dari peserta didik: Peserta didik memberikan umpan balik yang positif terhadap model PBL dengan metode diskusi. Mereka merasa bahwa model ini lebih menarik dan menyenangkan dibandingkan dengan model pembelajaran tradisional. Faktor Keberhasilan Beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan penerapan model PBL dengan metode diskusi antara lain: 1. Persiapan yang matang: Guru melakukan persiapan yang matang sebelum menerapkan model PBL dengan metode diskusi. 2. Strategi yang tepat: Guru menggunakan strategi yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 3. Dukungan dari pihak sekolah: Pihak sekolah mendukung penuh penerapan model PBL dengan metode diskusi. Faktor Kegagalan Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan penerapan model PBL dengan metode diskusi antara lain: 1. Kurangnya persiapan: Guru tidak melakukan persiapan yang matang sebelum menerapkan model PBL dengan metode diskusi. 2. Strategi yang tidak tepat: Guru tidak menggunakan strategi yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 3. Kurangnya dukungan dari pihak sekolah: Pihak sekolah tidak mendukung penuh penerapan model PBL dengan metode diskusi. Potensi Keberhasilan dan Kegagalan Potensi keberhasilan penerapan model PBL dengan metode diskusi cukup tinggi. Model ini terbukti efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan membantu mereka untuk membangun pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan penerapan model ini, seperti kurangnya persiapan, strategi yang tidak tepat, dan kurangnya dukungan dari pihak sekolah. Mitigasi Berikut adalah beberapa langkah mitigasi yang dapat dilakukan untuk menghindari kegagalan penerapan model PBL dengan metode diskusi: 1. Melakukan persiapan yang matang: Guru perlu melakukan persiapan yang matang sebelum menerapkan model PBL dengan metode diskusi. 2. Menggunakan strategi yang tepat: Guru perlu menggunakan strategi yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 3. Memperoleh dukungan dari pihak sekolah: Guru perlu memperoleh dukungan dari pihak sekolah sebelum menerapkan model PBL dengan metode diskusi. Model PBL dengan metode diskusi merupakan model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, perlu dilakukan persiapan yang matang, strategi yang tepat, dan dukungan dari pihak sekolah. 

DAFTAR PUSTAKA 

Memes, Wayan. 2000. Model pembelajaran fisika di SMP. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdiknas

 Santyasa, I W. 2007. Model-model pembelajaran inovatif. Makalah. Disajikan dalam pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas bagi guru-guru SMP dan SMA di Nusa Penida, tanggal 29 Juni s.d 1 Juli 2007. 

Uyun, M., & Warsah, I. (2021). Psikologi Pendidikan. from http://www.google.co.id/books /edition/Psikologi_Pendidikan/djQhEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Uyun,+M.,+%2 6+Warsah,+I.+(2021).+Psikologi+Pendidikan&pg=PR4&printsec=frontcover 

Sudjana, N. 2010. Dasar-dasar proses belajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Bandung Yasa, P. 2002. Belajar berdasarkan masalah (Problem Based Learning) dengan pendekatan kelompok kooperatif sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran fisikasiswa kelas III SLTP Negeri 2 Singaraja. Tesis (Tidak Diterbitkan). IKIP Negeri Singaraja.





























































STATISTIK PENGUNJUNG