Analisis Ketangguhan Hasil Pengelasan GMAW Posisi Vertikal pada Baja ST 42 dengan Pola Gerakan Zig-Zag Elektroda
Basuki Rokhmat (1), Doddy Irtantoyo. (2) dan Agus
Sumardono(3)
(1)(2)(3)Guru Teknik Pengelasan SMK
Muhammadiyah 1 Kota Tegal
Jl Perintis
Kemerdekaan No.95 Kota Tegal
e-mail : basukirohmat077@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
nilai ketangguhan hasil pengelasan GMAW posisi
vertikal pada baja ST 42 dengan pola gerakan zig-zag elektroda. penelitian ini
terdiri dari bahan baja ST 42,
dipotong dengan standar spesimen
standar ASTM E23 sebanyak 20 buah sampel.
Nilai ketangguhan pada hasil pengelasan GMAW pada posisi vertikal, menggambarkan ketangguhan dan kekuatan
dari bahan dalam
pembuatan sambungan baja ST
42. Hasil dari pengujian impak baja ST 42 dengan pola
gerakan zig-zag elektroda diperoleh nilai
rata-rata ketangguhan impak sebesar 139.975 Joule dengan nilai impak sebesar
0.2545 (J/mm²), sedangkan tanpa
perlakuan diperoleh nilai rata-rata ketangguhan impak sebesar 183.975 Joule dengan nilai impak sebesar
0,3345 (J/mm²). Dengan demikian dapat di tarik
kesimpulan bahwa ketangguhan impak baja ST 42 dengan pola gerakan
zig-zag elektroda lebih kecil dari
pada ketangguhan impak tanpa perlakuan sambungan pengelasan berarti ketangguhan baja ST 42 tanpa sambungan
lebih kuat dari pada menggunakan sambungan las
dengan pola gerakan
zig-zag elektroda.
Kata Kunci : Las GMAW, Posisi Vertikal
(3G), Gerakan zig-zag Elektroda, Baja ST 42
A. PENDAHULUAN
Pengelasan menurut
DIN (Deutsche Industrie Normen)
adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau paduan logam yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
atau cair. las adalah sambungan
dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas. Dalam proses penyambungan
ini disertai dengan tekanan dan material
tambahan (filler material), Teknik pengelasan telah ditemukan pada tahun antara 4000 sampai 3000 SM, mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat setelah
ditemukannya energi listrik
sebagai sumber energi dalam pengelasan. jenis pengelasan dengan menggunakan busur nyala listrik
yaitu pengelasan shield metal arc welding (SMAW) dan pengelasan Gas metal arc welding (GMAW) .
Pengelasan
digunakan didalam bidang konstruksi
pada saat proses penyambungan dua
buah logam sampai titik rekristalisasi logam baik menggunakan bahan tambah maupun
tidak menggunakan bahan tambah, tetapi menggunakan energi panas sebagai pencair bahan yang dilas. Saat ini hampir tidak ada logam yang tidak dapat dilas,
karena telah banyak teknologi baru yang
ditemukan dengan cara-cara pengelasan.
Pengelasan GMAW adalah merupakan salah satu jenis proses pengelasan taua penyambungan logam dengan menggunakan sumber panas dai energi listrik yang dirubah atau dikonversi menjadi energi panas, pada proses pengelasan GMAW digunakan kawat las yang digulung dalam suatu roll dan dengan menggunakan gas sebagai pelindung logam las yang mencair saat proses pengelasan berlangsung. Proses pengelasan ini terjadi karena adanya perpindahan ion anoda dan katoda pada logam dasar dan logam pengisi sehingga menyebabkan timbulnya energi panas yang menyebabkan logam induk dan filler metal mencair.
Proses
pengelasan pada penelitian ini, digunakan
gas pelindung CO2 saat proses pengelasan berlangsung. Gas CO2 pelindung
untuk pengelasan baja karbon rendah, salah satu jenis baja karbon
rendah adalah baja ST 42.
Konstruksi
permesinan atau bangunan yang
menggunakan sambungan las banyak faktor yang harus diperhatikan seperti keahlian dalam mengelas, pengetahuan yang memadai tentang
prosedur pengelasan,
sifat-sifat bahan yang akan di las dan lain-lain. Sering kali pengelasan harus dilakukan pada posisi tertentu karena mengikuti rancangan suatu konstruksi
baja seperti pengelasan rangka plafon
bangunan, konstruksi baja
pada pojok bangunan dan sebagainya.
pada proses pengelasan yang berkelanjutan atau berulang yaitu suatu konstruksi memerlukan pengelasan yang berurutan dan cepat dengan posisi pengelasan yang berbeda-beda. Pergerakan atau ayunan elektroda
las juga dapat mempengaruhi karakteristik hasil lasan, pada sisi lain bentuk gerakan
elektroda untuk pengelasan sering menjadi pilihan
pribadi dari juru las, tanpa memperhatikan kekuatan lasnya.
Dikarenakan luasnya penggunaan besi dan baja yang variatif maka dibutuhkan sifat mekanik yang beragam pula di setiap kondisi yang diperlukan. Sifat mekanik adalah sifat atau kemampuan yang dimiliki suatu benda terhadap gaya atau pembebanan yang diberikan pada benda tersebut secara fisik. Adapun Sifat mekanik tersebut meliputi kekerasan, keuletan, ketangguhan serta sifat mampu mesin yang baik. Dengan banyaknya sifat yang dibutuhkan maka banyak metode untuk mendapatkan sifat yang diinginkan. Uji impak merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mendapatkan sifat keuletan, ketangguhan dan mampu bentuk material, Pengujian impak selain untuk mendapatkan ketangguhan maksimal yang mampu diterima oleh material dapat pula untuk mengetahui bentuk patahan suatu material. Untuk mengetahui bentuk gerakan elektroda yang menghasilkan sifat mekanik yang paling baik, maka perlu dilakukan penelitian dan pengujian. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana besarnya nilai ketangguhan hasil pengelasan GMAW posisi vertikal pada baja ST 42 dengan pola gerakan zig- zag elektroda.
B. METODE PENELITIAN
B.1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah hasil pengelasan GMAW posisi vertikal
pada baja ST 42 dengan pola
gerakan zig-zag. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah masing-masing kelompok
pengujian material dengan menggunakan alat uji mekanik
sebanyak 20 sampel.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang
bersifat menganalisis besar kekuatan dan ketangguhan dari hasil pengelasan GMAW posisi vertikal pada baja
ST 42 dengan pola gerakan zig-zag
elektroda.
B.2. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dianalisis dengan cara mendeskripsikan besar kekuatan dan ketangguhan
hasil pengelasan baja ST 42 dengan pola gerakan zig-zag
elekroda, membandingkan nilai
rata-rata dan standar deviasi antara kelompok sampel dengan kelompok kontrol, sebagai berikut:
𝑋 = ∑ 𝑋𝑖…………………....... (3.1)
|
𝑛𝑖
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang telah dilakukan
di bengkel mesin
dan laboratorium teknik mesin universitas negeri makassar. Alat uji
impak yang digunakan untuk mengetahui ketangguhan dan kekuatan
impak hasil pengelasan material.
Mencari
perbedaan ketangguhan atau kekuatan
impak dengan metode persentase dari
dua specimen dengan perlakuan yang berbeda, dengan cara menghitung selisih rata-rata:
𝑠 =
√∑(𝑋𝑖−𝑋̅)2
(𝑛−1)
……............. (3.2)
183,975 – 139,975 = 44
44 x 100 / 139,975 = 31,43 % = 31%
𝑠2 = ∑(𝑋𝑖−𝑋̅)2 …………...... (3.3)
(𝑛−1)
Sumber : Sugiyono, (2013:57)
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
mesin uji impak, diperoleh nilai data
dan perhitungan, menunjukkan bahwa nilai rata-rata
ketangguhan hasil pengelasan GMAW baja ST 42 dengan
pola gerakan spiral elektroda adalah 139.975 Joule lebih kecil dari pada ketangguhan tanpa sambungan yaitu sebesar 183.975
Joule.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Besar ketangguhan hasil pengelasan GMAW baja ST 42 dengan Pola gerakan
zig-zag elektroda adalah 139.975
Joule.
2. Terdapat perbedaan
ketangguhan sebesar 31%
hasil pengelasan GMAW baja ST 42 Pola gerakan zig-zag
elektroda dengan tanpa pengelasan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa. 1972. Pengenalan
Fishing Gear. Bogor : Fakultas
Perikanan IPB
Badaruddin Anwar. 2017. Analisis Kekuatan
Tarik Hasil Pengelasan Posisi Bawah Tangan Dengan Perbedaan Variasi Kuat Arus Listrik Pada Baja ST.42, Jurnal Teknologi
Volume 16, No.1 ISSN 0216-4582,
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Makassar.
![]()
SMK MUTU KOTA TEGAL